Benarkah Ilmuwan Menemukan Virus Zombi Terbaru?
Sekelompok Ilmuwan menemukan virus zombi terbaru berusia 48.500 tahun di Siberia, Rusia, yang akhir-akhir ini menggemparkan warga dunia. Ditemukan sebanyak 13 virus di daratan beku atau permafrost.
Peneliti yang berasal dari Pusat Penelitian Ilmiah Prancis tengah itu melakukan riset bersamaan dengan pemanasan global yang terjadi di daratan beku sehingga membangkitkan berbagai macam mikroba yang puluhan tahun sudah membeku.
Apakah akan terjadi pandemi kembali?
Dikutip dari thenationalnews.com bahwa virus ini tidak mengancam untuk manusia, namun virus ini menginfeksi mikroorganisme. Menurut para ilmuwan hal yang perlu dikhawatirkan saat ini ialah, pencairan permafrost yang akan menyebabkan penyebaran virus tersebut menginfeksi manusia.
Permafrost atau daratan beku permanen dominan ditemukan di Kanada, Siberia, Alaska dan juga kawasan seperempat Belahan Bumi Utara, namun kawasan tersebut mencair disaat iklim mulai menghangat.
Perubahan iklim berpengaruh besar dalam hidupnya kembali virus
Tim peneliti Prancis, Rusia, dan Jerman yang sama sebelumnya mengisolasi virus kuno dari permafrost lalu menerbitan hasilnya pada tahun 2015 lalu. Konsentrasi dari virus yang baru ditemukan ini memperlihatkan bahwa patogen semacam itu kemungkinan ditemukan di tundra berbeda dari perkiraan sebelumnya.
Menurut para peneliti virus-virus yag mereka temukan memang kebanyakan akan menular ke amuba, namun kemungkinan terdapat virus lain yang masih terperangkapselama ribuah bahkan ratusan tahun didalam daratan beku itu akan menganggu kesehatan hewan bahkan manusia.
Para ahli virologi yang tidak banyak turut serta dalam peneliatan ini mempunyai pendapat bahwa virus yang ditemukan di stepa Siberia menempati peringkat rendah dalam daftar ancaman kesehatan masyarakat saat ini. Mayoritas virus kuno atau baru atau yang masih tertanam beku didalam es selama ribuan tahun mempunyai kecenderungan yang tidak termasuk dalam virus menular seperti corona dan virus menular lainnya.
Siberia adalah lokasi tercepat di bumi yang mengalami pemanasan, sekitar 4 kali lebih cepat dari rata-rata. Banyak dari ahli virologi menyebutkan bahwa mereka lebih mengkhawatirkan virus yang menular dari sesama manusia daripada virus yang bearsal dari cairnya permafrost.
Lebih parahnya lagi, kata banyak ahli virologi virus modern yang menginfeksi manusia lalu menyebabkan penyakit seringkali sulit dikendalikan seperti virus corona, kolera, ebola, demam berdarah dan lainnya. Virus menyebabkan sakit pada manusia tidak mungkin akan bertahan didalam siklus pembekuan dan pencairan berulang.
Baca juga: