Apa Itu Anosmia? Yuk Kenali Gejala dan Penyebabnya

Photo of author

By Ardiyansyah

Apa Itu Anosmia? Kenali Anosmia, Gejala Khas COVID-19

Semakin maraknya kasus COVID-19 di Indonesia semakin bikin kita semua ngeri ngga sih, guys? Kadang kita juga suka bertanya – tanya kita terinfeksi atau tidak ya? Dari gejala – gejala yang sudah ada pada umumnya, ada satu gejala yang khas dicirikan menjadi gejala COVID-19, yaitu Anosmia.

apa itu anosmia

Apa itu Anosmia?

Anosmia adalah hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau. Kondisi ini juga dapat menghilangkan kemampuan penderitanya untuk merasakan makanan. Anosmia terjadi karena adanya gangguan sel saraf penciuman, biasanya sering kita alami jika kita sedang pilek, flu, ataupun alergi.

Kehilangan kemampuan indera penciuman atau anosmia dapat memengaruhi hidup seseorang. Selain tidak bisa mencium bebauan dan merasakan makanan, kondisi ini dapat memicu hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, malnutrisi, hingga depresi.

Untuk mengetahui kita anosmia atau tidak, kita dapat mencium aroma yang sering kita cium setiap hari (parfum, kopi, bunga, dll). Jika ada penurunan ataupun kehilangan aroma tersebut, bisa jadi kam u Anosmia.

Penyebab Anosmia

Dilansir dari Kontan, Anosmia seringkali disebabkan oleh pembengkakan atau penyumbatan di hidung yang mencegah bau sampai ke bagian atas hidung. Namun, anosmia terkadang disebabkan oleh masalah pada sistem yang mengirimkan sinyal dari hidung ke otak.

Berikut beberapa penyebab utama anosmia:

1. Iritasi pada selaput lendir yang melapisi hidung

Iritasi biasanya dipicu oleh infeksi sinus, flu biasa, merokok, influenza, dan alergi.  Namun, pilek adalah penyebab paling umum dari hilangnya penciuman sebagian dan sementara. Dalam kasus ini, anosmia akan hilang dengan sendirinya.

2. Penyumbatan saluran hidung

Kehilangan penciuman dapat terjadi jika ada sesuatu yang secara fisik menghalangi aliran udara ke hidung. Hal ini bisa disebabkan oleh tumor, polip hidung, kelainan bentuk tulang di dalam hidung atau septum hidung.

3. Kerusakan otak atau saraf

Di dalam hidung terdapat reseptor yang mengirimkan informasi melalui saraf ke otak. Anosmia dapat terjadi jika salah satu bagian dari jalur ini rusak.

Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan ini, di antaranya adalah usia tua, penyakit Alzheimer, tumor otak, penyakit Huntington, masalah hormonal, dan tiroid yang kurang aktif.

Penyebab lainnya adalah obat-obatan termasuk beberapa antibiotik dan obat tekanan darah tinggi, sklerosis ganda, penyakit Parkinson, skizofrenia, epilepsi, dan diabetes.  Yang juga menjadi penyebab ialah paparan bahan kimia yang membakar bagian dalam hidung, cedera otak atau kepala, operasi otak, malnutrisi dan defisiensi vitamin, terapi radiasi, konsumsi alkohol dalam jangka panjang, dan stroke.

Dalam kasus yang jarang terjadi, orang dilahirkan tanpa indra penciuman karena kondisi genetik. Ini disebut anosmia bawaan.

Baca juga:

Manfaat Empon-Empon, Ramuan Khas Indonesia yang Bisa Cegah Corona

Gejala Anosmia terhadap COVID-19

Tidak semua orang tahu bahwa Anosmia adalah gejala dari COVID-19, meskipun bersifat sementara tetapi Anosmia tetap diwaspadai karena merupakan salah satu gejala yang paling khas dari COVID-19.

Gejala ini seringkali tidak mengganggu aktifitas harian dan relatif tidak dianggap keluhan yang berat sehingga orang cenderung cuek dan mengabaikannya. Uniknya, di beberapa kasus positif COVID-19 tidak merasakan batuk dan pilek, tetapi hanya Anosmia saja. Jadi jangan anggep remeh ya guys!

Cara diagnosis Anosmia

Dirangkum dari Web MD, jika seseorang mengalami kehilangan penciuman atau tidak bisa mencium bau selama satu atau dua minggu maka lebih baik segera pergi ke dokter.

Dokter akan melakukan endoskopi hidung untuk melihat kemungkinan adanya infeksi. Selain itu, juga bisa dilakukan CT scan, pemindaian MRI, maupun X-ray tengkorak untuk melihat penyebab anosmia secara lebih menyeluruh.

Baca juga:

Tips Menjaga Kesehatan Mental Selama Pandemi Covid-19

Pencegahan Anosmia

Tidak semua kasus anosmia dapat dicegah, terutama yang terjadi akibat kelainan lahir. Tetapi anosmia yang bukan disebabkan oleh kelainan lahir bisa dicegah. Caranya adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa memicu anosmia, misalnya dengan:

  • Menerapkan kebersihan diri untuk mencegah pilek dan flu
  • Menghindari paparan alergen, yaitu zat yang bisa memicu alergi
  • Melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan yang bisa memicu anosmia
  • Menghentikan kebiasaan merokok dan sebisa mungkin menghindari paparan asap rokok

Untuk mencegah bahaya akibat hilangnya fungsi indera penciuman, Anda bisa melakukan beberapa cara berikut:

  • Memasang alarm asap di rumah sebagai pengingat jika ada benda yang terbakar dan berpotensi menimbulkan kebakaran
  • Menandai tanggal kedaluwarsa makanan dengan jelas, karena sering kali makanan yang kedaluwarsa ditandai dengan bau tidak sedap
  • Mengganti kompor atau pemanas air yang berbahan bakar gas menjadi elektrik dan memasang alarm kebocoran gas, untuk mencegah timbulnya bahaya akibat kebocoran gas yang tidak disadari.

Nah, itu semua beberapa hal yang harus kita ketahui tentang Anosmia, guys! Jangan pernah anggep remeh semua gejala penyakit, sekecil apapun itu walaupun tidak mempengaruhi aktifitas keseharian kita.

Tetap jalankan protokol Kesehatan dengan selalu mencuci tangan, menjaga jarak serta memakai masker & alat – alat / perlengkapan perlindungan diri ya guys! Stay safe!

Editor: Amal Rizaldy (Instagram: @amalrizaldi22)

Leave a Comment