Film Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes membuka tirai ke dalam dunia yang kelam namun memikat dari Capitol. Merambah puluhan tahun sebelum ketika Coriolanus Snow naik takhta, film yang akan segera dirilis oleh Lionsgate pada 17 November 2023 ini membawa kita dalam perjalanan yang mendalam ke masa lalu.
Sebuah babak baru dalam kisah Hunger Games, di mana ambisi, cinta, dan pengkhianatan merajut kisah yang tak hanya memikat tapi juga menggugah selera penonton. Mari kita temukan keajaiban dan kompleksitas karakter Snow yang belum pernah terungkap sebelumnya, saat kita menjelajahi lapisan-lapisan kehidupannya yang terungkap dalam film The Ballad of Songbirds & Snakes.
Membongkar Latar Belakang Film
Film yang ditunggu-tunggu ini, direncanakan akan merilis pada 17 November 2023 oleh Lionsgate, mengisahkan peristiwa puluhan tahun sebelum Coriolanus Snow menjabat sebagai presiden Panem.
Coriolanus Snow: Anak Muda dengan Ambisi Tinggi
Dalam kisah ini, kita menyusuri perjalanan Coriolanus Snow yang masih berusia 18 tahun. Sebagai anggota keluarga Snow yang terhormat, Snow bercita-cita untuk melanjutkan warisan keluarganya dengan menjadi mentor di Hunger Games ke-10.
Kisah Menarik di Balik Mentor dan Murid
Namun, ambisi Snow yang tinggi itu harus turun saat dia ditugaskan menjadi mentor bagi Lucy Gray Baird, seorang gadis muda dari Distrik 12 yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Awalnya, Snow merasa tidak suka pada Lucy Gray, tetapi pandangannya mulai berubah ketika dia menyadari bakat dan kecerdasan luar biasa gadis tersebut.
Persiapan Menuju Hunger Games ke-10
Snow dan Lucy Gray kemudian bersatu untuk mempersiapkan diri menghadapi Hunger Games. Mereka tidak hanya berlatih keras, tetapi juga merumuskan strategi cermat untuk meraih kemenangan. Namun, di tengah persiapan tersebut, mereka harus menghadapi ketatnya persaingan dari mentor dan peserta lainnya.
Cinta yang Tumbuh di Antara Puing-puing Persaingan
Di tengah-tengah ketegangan dan persaingan, Snow jatuh cinta pada Lucy Gray. Perasaan tersebut membuka sisi lain dari karakternya. Snow menyadari bahwa dia tidak ingin melihat gadis itu terluka, namun di sisi lain, dia menyadari bahwa untuk memenangkan permainan, dia harus rela melakukan segalanya.
Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes
Film ini bukan hanya tentang pertarungan fisik di Hunger Games, tetapi juga tentang pertarungan batin Snow dalam menghadapi ambisi, cinta yang membingungkan, dan pengkhianatan yang menggetarkan. Melalui kisah ini, penonton akan mendapatkan wawasan baru mengenai karakter Coriolanus Snow, dan bagaimana perlahan dia bertransformasi menjadi seorang presiden yang kejam dan haus akan kekuasaan.
Perlu diketahui, Dirangkum dari JawaPos.com, The Hunger Games The Ballad of Songbirds of Snakes mengumpulkan USD 44 juta dari pendapatan domestik Amerika dan total USD 98 juta secara global di akhir pekan pertama peluncurannya. Angka tersebut jauh di bawah pendapatan empat film The Hunger Games sebelumnya yang masing-masing berhasil mendapatkan lebih dari USD 100 juta untuk pemutaran di Amerika saja.
Dengan mengakhiri perjalanan epik ini, film Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes membawa penontonnya melintasi lorong-lorong gelap ambisi, cinta yang membara, dan pengkhianatan mendalam.
Coriolanus Snow, yang awalnya tampak sebagai pemuda yang penuh ambisi, melalui kisah ini mengalami transformasi yang menggetarkan, membuka tirai tentang akar kekejamannya yang kelak menjadi presiden yang dikenal oleh seluruh Panem.
Sebuah karya yang tak hanya memikat dengan pertarungan sengit di Hunger Games, tetapi juga menggugah perasaan dengan konflik internal yang merayap dalam setiap langkah karakter utamanya. Dengan sentuhan visual yang memukau dan narasi yang mendalam, film ini tidak hanya sekadar hiburan, melainkan sebuah pengalaman sinematik yang meninggalkan jejak emosional mendalam pada penontonnya.
Baca juga: