Investasi di reksadana dari berbagai jenis saat ini semakin populer di Indonesia, baik itu di kalangan investor pemula maupun yang sudah berpengalaman. Salah satu pilihan yang tersedia adalah reksadana syariah dan reksadana konvensional.
Meskipun keduanya bertujuan untuk membantu investor mengelola dan mengembangkan dana mereka, terdapat beberapa perbedaan mendasar antara keduanya. Jadi jika Anda ingin berinvestasi dengan mempertimbangkan prinsip syariah atau mencoba reksadana campuran yang lebih fleksibel, Anda bisa memulai dengan produk reksadana syariah atau mengeksplorasi reksadana campuran Makmur.id yang sesuai dengan profil risiko Anda.
Namun sebelum itu, ada baiknya untuk mengetahui perbedaan dari dua jenis reksadana ini. Berikut adalah lima perbedaan utama antara reksadana syariah dan konvensional yang perlu Anda ketahui sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Prinsip Pengelolaan Dana
Reksadana syariah dikelola berdasarkan prinsip-prinsip yang sesuai dengan hukum Islam. Dalam pengelolaannya, reksadana harus dikelola dengan bebas dari unsur-unsur yang diharamkan seperti riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maisir (perjudian). Artinya, investasi hanya boleh dilakukan pada perusahaan yang tidak bergerak di bidang yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti industri alkohol, rokok, atau perjudian.
Sebaliknya, reksadana konvensional tidak terikat oleh prinsip syariah. Manajer investasi bebas memilih instrumen apapun tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya dengan ajaran Islam.
Oleh karena itu jika Anda ingin memastikan investasi Anda halal, maka reksadana syariah adalah pilihan yang lebih tepat. Hal ini tentu mengingat reksadana syariah dikelola dengan prinsip-prinsip hukum islam
Jenis Instrumen Investasi
Perbedaan lainnya terletak pada jenis instrumen yang dapat dipilih oleh manajer investasi. Reksadana syariah hanya mengizinkan investasi pada instrumen yang sesuai dengan prinsip syariah. Misalnya, saham perusahaan yang dipilih harus berasal dari bisnis yang halal dan tidak terlibat dalam kegiatan yang dilarang dalam Islam seperti produksi alkohol atau bunga.
Reksadana konvensional, di sisi lain, bebas memilih berbagai instrumen investasi tanpa ada batasan tertentu mengenai kesesuaian dengan prinsip-prinsip syariah. Manajer investasi dapat berinvestasi di instrumen apapun, mulai dari saham, obligasi, hingga derivatif, tanpa perlu mempertimbangkan apakah bisnis tersebut halal atau tidak.
Pengawasan dan Kepatuhan Syariah
Reksadana syariah memiliki pengawasan ketat terhadap kepatuhan syariah. Dalam hal ini, reksadana syariah akan patuh terhadap Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas memastikan bahwa seluruh kegiatan investasi mematuhi prinsip syariah. Dewan ini melakukan audit dan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa investasi yang dilakukan tidak melanggar ketentuan syariah.
Sementara itu, reksadana konvensional tidak memiliki pengawasan khusus terkait prinsip syariah. Meskipun tetap diawasi oleh otoritas pasar modal, reksadana konvensional tidak memiliki ketentuan yang mengharuskan kepatuhan terhadap prinsip agama tertentu.
Risiko dan Potensi Pengembalian
Baik reksadana syariah maupun konvensional memiliki risiko dan potensi pengembalian yang bergantung pada jenis instrumen yang dipilih oleh manajer investasi serta kondisi pasar. Reksadana syariah seringkali memiliki pilihan investasi yang lebih terbatas karena harus memenuhi kriteria syariah.
Reksadana konvensional, dengan lebih banyak pilihan instrumen, tentu memiliki fleksibilitas lebih dalam menghadapi volatilitas pasar, tetapi tidak terbebas dari risiko yang sama. Namun, ini bukan berarti reksadana syariah selalu memberikan hasil yang lebih rendah. Banyak reksadana syariah yang berhasil memberikan pengembalian yang kompetitif seiring dengan berkembangnya pasar yang semakin terbuka terhadap investasi berbasis syariah.
Akses dan Ketersediaan Produk
Reksadana syariah masih relatif terbatas dalam jumlah dan variasi produk dibandingkan dengan reksadana konvensional. Namun, dengan kemajuan teknologi dan semakin banyaknya platform yang menawarkan produk investasi syariah, kini investor bisa lebih mudah mengakses reksadana syariah.
Di sisi lain, reksadana konvensional lebih mudah ditemukan dengan berbagai pilihan produk yang lebih beragam, seperti reksadana saham, campuran, pendapatan tetap, hingga pasar uang. Platform seperti Makmur.id memungkinkan Anda untuk mengakses berbagai produk reksadana syariah dan konvensional dengan lebih mudah.
Meskipun reksadana syariah dan konvensional memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mengelola dana dan menghasilkan keuntungan, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin berinvestasi dengan prinsip syariah, reksadana syariah dapat menjadi pilihan yang tepat, Sementara itu, reksadana konvensional menawarkan lebih banyak fleksibilitas dalam memilih instrumen investasi.
Jika Anda mencari platform yang dapat memberikan kemudahan dalam berinvestasi, Makmur.id bisa menjadi pilihan yang tepat. Hal ini karena Makmur.id dikelola oleh profesional yang bersertifikasi dan Makmur.id menawarkan produk yang sesuai dengan profil risiko Anda. Dengan alokasi aset yang dibantu oleh teknologi Mavis dan investasi minimal hanya Rp 10.000, Anda dapat memulai investasi dengan mudah. Makmur.id juga memudahkan akses investasi dari mana saja, memungkinkan Anda untuk mengelola portofolio Anda dengan lebih fleksibel dan efisien.